Dibacakan lirih di bumi namun didengungkan di langit. Itulah keajaiban doa. Al-Quran tak hanya menganjurkan membaca doa saat selesai sholat saja. Namun, membaca doa juga disarankan saat hendak mengakhiri majelis-majelis ilmu atau sejenisnya. Ada doa khusus yang dibaca pada saat-saat itu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata doa adalah permohonan kepada Tuhan. Bagi umat Islam sendiri, doa adalah cara seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Allah. Perintah untuk berdoa banyak terdapat di Al-Quran. Salah satunya dalam surat Al-Baqarah: 186 yang berbunyi, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku. Maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada di dalam kebenaran.”
Sementara itu, berdoa selain seusai sholat juga dianjurkan pada waktu-waktu tertentu. Semisal ketika hendak mengakhiri suatu majelis atau perkumpulan. Doa khusus ini bernama Kafaratul Majelis.
Baca juga: Sikapi Musibah Seperti Sahabat Nabi
Doa kafaratul majelis adalah doa yang dibaca saat suatu majelis hendak diakhiri. Membaca doa ini adalah anjuran dari Rasulullah dalam Hadits Riwayat Abu Daud yang berbunyi, “Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada dzikir kepada Allah, maka selesainya majelis itu seperti bangkai keledai dan hanya menjadi penyesalan di hari kiamat.”
Karenanya, wajib dibaca bagi setiap umat Islam yang hendak mengakhiri suatu majelis atau perkumpulan. Sungguh merugi, jika suatu majelis atau obrolan yang membicarakan hal akhirat atau dunia, lantas di dalamnya tidak ada dzikir kepada Allah.
Kemudian, dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitab Riyadussholihin bahwa doa ini dibaca saat suatu perkumpulan atau majelis hendak diakhiri, bukan di awal pembukaan majelis.
Adatiga kandungan dalam doa kafaratul majelis ini. Yang pertama, menyucikan Allah dari berbagai sifat kekurangan dan memuji Allah atas segala perbuatanNya. Yang kedua, menetapkan uluhiyah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi Allah, ini merupakan kesempurnaan ibadah pada Allah dan kesempurnaan pujian bagiNya. Dan yang ketiga, kembali beristighfar dan bertaubat kepada Allah.
Selanjutnya dijelaskan lagi, siapa saja yang membaca doa kafaratul majelis maka Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya yang dilakukan di dalam majelis tersebut. Dan yang terakhir dijelaskan bahwa Syariat Islam tidak datang sekaligus, namun turun sesuai dengan keadaan.
Setelah mengetahui keutamaan doa kafaratul majelis ini, lantas apakah tidak kita biasakan membaca doa ini. Padahal, begitu banyak manfaat yang didapat baik di dunia maupun di akhirat nanti.