Tidaklah semesta ini tercipta tanpa campur tangan Allah. Langit dan bumi tercipta agar membuka mata dan telinga umatNya untuk tetap bersyukur kepada Sang Khalik.
Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan semesta bukan tanpa maksud. Dia menciptakan langit dan bumi sebagai tanda orang-orang yang berakal, orang-orang yang selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Seperti dalam surat Ali Imron:190-191 yang berbunyi,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Baca juga: Sedekah dengan Harta Haram, Apa Jadinya?
Di sisi lain, Syukur sendiri adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab. Dari kata syakara, syukuran, wa syukuran, yang berarti berterima kasih kepadanya. Sedangkan dalam Kamus Arab – Indonesia, kata Syukur diambil dari kata syakara, yaskuru, syukran, dan tasyakkara yang berarti mensyukuriNya dan memujiNya.
Dengan begitu secara istilah, Syukur adalah bentuk terima kasih kepada Allah subhanhu wa ta’ala, rasa lega, rasa senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud baik secara lisan, hati maupun perbuatan.
Kemudian, dalam surat di atas telah disebutkan bahwa langit dan bumi beserta bergantinya siang dan malam menjadi tanda untuk mengingat Allah. Mengingat Allah subhanahu wa ta’ala salah satunya dengan bersyukur. Bersyukur kepada Allah atas segala yang Dia ciptakan untuk umatNya.
Karena, tanpa bumi dan alam yang diciptakanNya manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya. Tanpa adanya siang dan malam yang mana salah satunya Allah ciptakan untuk manusia agar dapat bekerja produktif memenuhi kebutuhannya.
Baca juga: Mengambil Hikmah dari Berqurban
Hal tersebut sudah dipertegas oleh Allah dalam firmannya di surat Al Baqarah:163-164 yang berbunyi,
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Tak dapat dipungkiri, jika Allah menciptakan semua yang ada di semesta ini untuk memenuhi semua kebutuhan makhlukNya. Karenanya, manusia sebagai makhluk yang berakal sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya sudah seharusnya senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah atas segala yang ada di langit dan bumi.