Al Qur’an adalah kitab yang mulia dan memberi kemuliaan bagi orang yang mempelajarinya. Terbukti, sejak ribuan tahun lamanya, para ulama dan penuntut ilmu lainnya berlomba-lomba untuk terus mempelajari dan mendalami alquran. Bahkan, juga ada yang mengungkapkan kecintaanya dengan menuliskan sendiri hingga bertahun-tahun.Ibnu Katsir rahimahullah memaparkan bahwa, “Diturunkan Kitab yang paling mulia (Al-Qur`an) dengan bahasa yang paling mulia, diajarkan kepada Rasul yang paling mulia, disampaikan oleh malaikat yang paling mulia, diturunkan di tempat yang paling mulia di muka bumi, diturunkan pula di bulan yang paling mulia sepanjang tahun, yaitu bulan Ramadhan. Dengan demikian sempurnalah Kitab suci Al-Qur`an dari berbagai sisi” (Tafsir Ibnu Katsir).
Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an ini memuji keistimewaan Al-Qur`an Al-Karim, kembali beliau memuji Allah Ta’ala yang telah mengarahkan hati orang-orang yang beriman untuk mencintai Al-Qur`an Al-Karim dengan memperindah maknanya dan mengistimewakan metodenya. Tak mampu seseorang mengindahkan makna yang terkandung didalamnya dengan sempurna.
Kemudian, Syaikh Badrud Din Muhammad bin Abdullah Az-Zarkasy Asy-Syafi’i rahimahullah dalam kitabnya Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an menjelaskan kemuliaan dan keutamaan Al-Qur`an. Ia mengungkapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah menyinari hati manusia dengan Al Qur’an dan menurunkannya dengan lafal yang mudah dipahami dan dengan metode yang sempurna”. Ia menjelaskan bahwa manusia tak mampu menandinginya, sastranya pun membuat ahli sastra terkagum, tak ada satupun hikmah yang dapat menyaingi hikmah dari al quran itu sendiri.
Tak hanya itu, kemuliaan Al Qur’an yang paling terlihat adalah kalamnya yang sempurna tiada tertandingi oleh ucapan-ucapan lainnya. Imam Syafi’i rahimahullah menyatakan, “Seluruh yang dikatakan (ulama) umat ini (tentang Hadist), hakikatnya merupakan penjelas As-Sunnah, sedangkan seluruh As-Sunnah merupakan penjelas Al-Qur`an, sedangkan seluruh isi Al-Qur`an adalah penjelas nama Allah yang terindah dan sifat-Nya yang paling sempurna.”
Bahagia dengan Al Qur’an
As-Sa’iid , sebutan orang yang berbahagia karena perhatiannya tertuju pada Al-Qur’an. Sebutan bagi orang yang tekadnya kuat dalam mempelajari dan memahami Al Qur’an. Al quran juga disebut sebagai Ruh, karena Al-Qur`an menyebabkan hidupnya hati manusia, oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman, “(Dialah) Yang Maha Tinggi, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang menurunkan ruh (Al-Qur`an ) dengan perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya supaya ia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)” (Q.S. Al-Mu`min: 15).
Al-Qur`an Al-Karim disebut ruh, dengan mempelajari dan mengamalkannya dapat membawa hati manusia dengan ketakwaan, dan kehidupan abadi di akhirat. Juga kebahagiaan selamat dari siksa dan masuk kedalam Surga, sebagaimana ruh pada jasad yang menyebabkan kehidupan jasad.
Begitu mulianya Al Qur’an hingga Allah pun memuliakan orang yang mempelajari Al Qur’an. Meski demikian, terdapat pula orang-orang yang diuji Allah dengan kesulitan dalam memahami dan mempelajari Al Qur’an. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah menyatakan di antara sebab seseorang tidak memahami Al-Qur`an adalah sibuknya hati memikirkan dunia, “Tidak akan berkumpul di hati seorang mukmin selamanya antara memahami Al-Qur`an (dengan baik) dan sibuk memikirkan perhiasan dunia,” ujarnya.(Muf)