Tidak ada Alasan untuk tidak Belajar Al Qur’an

Al Qur’an merupakan Kitab suci yang Allah mudahkan bagi setiap orang yang ingin menguasainya dengan sungguh-sungguh. Ustadz Achmad Aziz Sulthon, salah satu pengajar di Groya Al Qur’an menyatakan, “Al Qur’an bukan hanya diturunkan untuk umat Islam saja, melainkan juga diturunkan oleh Allah untuk semua umat, maka tak heran pada zaman sekarang ini, banyak dari mereka yang non muslim dapat membaca Al Qur’an, bahkan menghafalnya,” tuturnya.

Beberapa universitas besar luar negeri yang notabene adalah universitas non muslim, memiliki beberapa dosen pakar ilmu keislaman yang beragama non muslim dan mereka juga hafiz Al Qur’an, Tidakkah Kita Malu dengan Keadaan Kita Saat Ini? Maka dari itu, kita harus bersungguh-sungguh belajar Al Qur’an dengan niat yang lurus ikhlas karena Allah dan penuh kesabaran, karena di tengah perjalanan kita dalam belajar, pasti  akan ada ujian yang dihadapi.

Baca juga: Agar Hati Terpaut dengan Al Qur’an

Belajar Al Qur’an tidak akan selesai dalam satu dua hari. Jangan karena terburu-buru ingin bisa menguasainya, kita asal-asalan saja membacanya, sebagaimana Allah telah memperingatkan dalam surah al Qiyamah ayat 16 yang artinya :

Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk membaca Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.” (QS.al-Qiyamah ;16).

“Jika kita merasa sudah terlalu tua untuk belajar Al Qur’an dengan alasan lidah sudah kaku untuk melafalkan huruf dengan fasih, maka lihatlah Rasulullah, beliau mulai menghafal Al Qur’an di usia 40 tahun. Dan para sahabat beliau belajar al Qur’an di atas usia 30 tahun.  Jadi tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar al Qur’an,” lanjut ustadz yang akrab dipanggil ustadz Sulthon ini.

Jika beralasan karena kesibukan yang menyita, cobalah hitung, berapa jam waktu tidur kita, berapa jam kita gunakan untuk berlibur, jalan-jalan, atau melakukan hal-hal yang menurut kita menyenangkan. Benarkah kita tidak bisa menyisihkan waktu, meski hanya sesaat untuk belajar Al Qur’an?

Dan bagi para pekerja keras, mencari nafkah memang kewajiban, tapi bukankah masih banyak kewajiban lain yang menanti kita? Kita bukanlah sapi perah, yang hidup hanya untuk sekadar dilahirkan, membajak sawah, kawin (melampiaskan nafsu), dan mati. Mengapa juga kita bisa membaca berlembar-lembar buku, tapi tidak untuk Al Qur’an, meski hanya satu lembar saja?

Mari kita jawab pada hati nurani masing-masing. Semoga Allah selalu memberikan hidayah-Nya, sehingga kita mampu untuk mempelajari Al Qur’an dengan mudah, Aamiin.

Baca juga: Ini janji Allah bagi Para Hafidz Qur’an
Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Konsultasi via Whatsapp