Emosi tak hanya terjadi pada orang dewasa. Anak juga bisa merasa emosi jika dihadapkan sesuatu yang membuatnya tak nyaman. Orangtua perlu mendampingi anak untuk melakukan kontrol emosi saat menghadapi situasi yang tidak nyaman. Di momen bulan Ramadhan seperti ini adalah momen yang tepat untuk mengajari anak mengontrol emosinya.
Ramadhan menjadi momen terbaik untuk mengajari anak mengontrol emosinya. Karena, anak tak mungkin terlepas dari situasi yang tak nyaman meski bulan Ramadhan. Anak Anda-pun mungkin sekarang mendapati situasi yang membuatnya tak nyaman, seperti mainannya direbut, makanannya diambil, ataupun barang pribadinya disembunyikan. Dalam situasi-situasi yang tak nyaman seperti ini, emosi anak akan dengan mudah terganggu sebagai bentuk ekspresinya menanggapi situasi tersebut. Anak terkesan sangat ekspresif dalam menanggapi sesuatu hingga terkadang dia lepas kendali dalam mengekspresikan emosinya. Agar tidak lepas kendali, anak perlu diberi stimulasi tertentu agar mampu mengontrol dirinya saat berada dalam situasi yang tak membuatnya nyaman.
Baca juga: Inilah Adab Bertamu yang Wajib Diperhatikan
Menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi. cara untuk membantu anak dalam mengontrol emosinya bisa dilakukan dengan cara berikut :
Jangan “mematikan” emosi anak
Anak terkadang tidak paham mengapa mereka sedih atau bahagia. Kebanyakan orangtua cenderung mematikan emosi mereka, bukan membantu mereka dalam mengenali emosi mereka. Contohnya, saat mereka menangis. Orangtua akan terkesan mengatakan,”Sudah, jangan menangis.” Pernyataan seperti ini justru akan membuat mereka tidak paham kenapa mereka menangis, membuat mereka tidak paham emosi yang ada dalam diri mereka.
Bantu anak memahami emosi mereka
Setelah orangtua mampu mengurangi cara mereka agar tidak mematikan emosi anak, langkah selanjutnya kenalkan anak tentang emosinya. Mengapa anak mengekspresikan emosi tersebut dengan menangis, marah, atau tertawa. Ketika dia marah, coba tanyakan kepadanya,”Kamu marah karena apa ?” Bantu anak memahami setiap emosi yang dia ekspresikan pasti ada penyebabnya.
Baca juga: Beginilah Dahsyatnya Kekuatan Istighfar
Tawarkan solusi agar emosi anak meredam
Kemudian, setelah kita membantu anak akan motif tiap emosi yang dia ekspresikan, tawarkan kepadanya solusi agar emosi anak teredam. Yakinkan bahwa Anda pasti membantunya dalam menyelesaikan masalahnya agar emosi anak teredam. Seperti contohnya,”Nak, kamu menangis karena bukumu hilang ? Nanti ayah bantu carikan bukunya. Kalau sudah ketemu jangan nangis lagi ya.”
Selain itu, beri anak pengertian bahwa di bulan Ramadhan tak hanya kita menjaga makan dan minum saja. Tapi, juga menjaga emosi, menjaga perkataan, dan menjaga segala hal yang menjurus ke perbuatan buruk. Bantulah anak agar dia tidak terpengaruh lingkungan-lingkungan luar yang negatif dan membuatnya dapat melakukan hal-hal yang buruk, karena menurut Vera, masa pertumbuhan karakter dan emosi anak dimulai dari 5 tahun hingga remaja. Contohkan pula kepada anak bagaimana orangtua mengatasi emosi yang sedang dialaminya. Ini penting, karena anak akan meniru kebiasaan orang terdekatnya dalam mengatasi suatu hal. Maka dari itu, orangtua juga menjadi kunci penting untuk anak dalam mengontrol emosinya. (ipw)