Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk berbahagia jika mendapatkan apa yang diinginkan. Islam mengenal doa sebagai cara seorang hamba dapat menyampaikan keinginan dan keluh kesah kepada Rabb-Nya.
Berdoa, adalah sebuah komunikasi intim antara seorang hamba dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Di dasar hati doa terucap, di langit ketujuh doa terdengar.
Imam Al Khattabi mengartikan doa sebagai permohonan, pertolongan dan bantuan untuk seorang hamba dari Tuhannya. Hakikat doa ialah mengakui kefakiran, kelemahan, dan kehinaan diri kepada Allah. Sehingga di dalamnya juga terdapat pengagungan pada Allah subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 186 yang berbunyi, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”.
Oleh karenanya, manusia sebagai ciptaanNya haruslah menjalin hubungan baik dengan Rabb-Nya.
Baca juga: Inilah Sifat Orang Yahudi dalam Al-Qur’an
Waktu-Waktu Mustajabah Berdoa
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dalam tulisannya memaparkan ada 6 waktu terkabulnya doa. Meski begitu , bukan berarti di luar waktu ini kita tak bisa memanjatkan doa kepada Allah.
Waktu Sahur atau Menjelang Subuh
Ketika ini, Allah turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa. Hal ini diperkuat oleh Hadits Riwayat Bukhari & Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.”
Selain dari hadits, Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim juga menegaskan sehubungan dengan hadits di atas, “Pada waktu itu adalah waktu tersebarnya rahmat, banyak permintaan yang diberi dan dikabulkan, dan juga nikmat semakin sempurna kala itu.”
Ketika Hari Jum’at
Banyak pendapat ulama yang berkaitan dengan waktu mustajab untuk berdoa di hari Jum’at. Ada yang mengatakan saat imam duduk diantara dua khutbah sholat Jumat, adapula yang mengatakan saat ba’da Ashar sampai tenggelam matahari.
Meski begitu, doa bisa dilakukan kapanpun. Waktu mustajab berdoa ketika hari Jum’at ini juga diperkuat oleh Hadits Riwayat Bukhari & Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
“Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta.”
Bulan Ramadhan
Menurut pendapat Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, doa dapat dilakukan juga saat bulan puasa bahkan diperbanyak dan dilakukan setiap kali berbuka. Dalil dari waktu doa mustajab ini ada dalam Hadits Riwayat Al Bazzar, dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.”
Baca juga: Begini Tata Cara Sholat Kusuf atau Gerhana
Pada Hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Hari Arafah bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah memiliki keistimewaan tersendiri. Tanpa melihat apakah seorang sedang berhaji atau tidak. Mustajabnya waktu doa ini menjadi umum seperti kata Syaikh Sholih Al Munajid. Demikian juga diperkuat dalam Hadits Riwayat Tirmidzi disebutkan dari ‘Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.”
Antara Adzan dan Iqamah
Diantara waktu tersebut-pun juga ada keistimewaan yang menjadi di ijabnya suatu doa. Dalil yang memperkuat berasal dari Hadits Riwayat Ahmad, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).”
Usai Sholat Fardhu
Pendapat tentang waktu ini juga berasal dari banyak ulama. Ada ulama yang berpendapat sesaat setelah salam ada pula yang berpendapat di akhir tahiyat sebelum salam.
Waktu ini juga diperkuat oleh begitu banyak dalil. Salah satunya dalam Hadits Riwayat An-Nasa’i, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud, maka mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara yaitu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejelekan Al Masih Ad Dajjal, kemudian hendaklah ia berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa apa saja yang ia inginkan.”
Semoga khazanah pengetahuan yang telah kita ketahui tentang terdengarnya doa di waktu mustajabah dapat mempertebal keimanan seorang muslim terhadap pencipta-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala.(ipw)