Tidak ada Kata Ikhlas dalam Surat Al Ikhlas

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz.

Mengapa surat Al Ikhlas dinamakan Surat al Ikhlas, padhal tidak ada kata ikhlas dalam surat ini? Mohon penjelasannya. Terima kasih.

Abdullah, Surabaya.

JAWAB:

Wa’alaikumsalam warahatullahi wabarakatuh.

Sebenarnya surat al Ikhlas ini tidak jauh beda dengan surat lainnya, yaitu surat yang tidak hanya memiliki satu nama saja. Seperti halnya surat Ghafir (surat 40) yang memiliki nama lain surat Mu’min. Begitu pula dengan surat al insan yang disebut juga surat al Dahr.

Hanya saja, selain kesamaan tersebut di atas, terdapat pengambilan kata untuk menyebutkan nama surat. Surat Ghafir diambil dari kata sifat Allah pada ayat 3, sedangkan nama lain surat ini adalah al Mukmin diambil dari ayat 28. Begitu juga surat al Insan dan al Dahr, dua kata nama tersebut sama-sama diambi dari ayat 1.

Dari sini jelaslah, bahwa nama-nama surat tersebut diambilkan dari kata yang ada dalam surat tersebut. Tetapi berbeda dengan surat al Ikhlas, di dalam surat al Ikhlas tidak ada kata al Ikhlas. Meskipun demikian, nama al Ikhlas lebih populer dibanding dengan nama-nama lain dari surat ini.

Al Razi menyebutkan dalam kitab tafsirnya, bahwa surat al Ikhlas mempunyai 20 nama. Nama yang paling masyhur di antara nama tersebut adalah al Ikhlas. Al Razi mengomentari banyaknya nama sebuah surat. “Semakin banyak nama yang dimiliki oleh surat, hal itu menujukkan semakin menambah keagungannya.”

Al Syekh Ibnu Al Utsaimin menjelaskan bahwa ada dua hal mengapa surat ini dinamakan al Ikhlas:

Pertama, karena dalam surat ini pembahasannya hanya fokus pada penyebutan sifat tauhid Allah. Secara khusus tidak ada pembahasan yang pnyebutan masalah lain. Pastilah pembatasan bahasan secara khusus dalam penjelasan sifat ahad (keesaan) Allah seperti inilah, dalam bahasa Arab disebut dengan kata al Ihlas.

Kedua, surat ini dinamakan al Ikhlas, karena tiak ada seorang pun diantara manusia kecuali harus mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam seluruh keyakinan dan amal perbuatannya. Sehingga barangsiapa yang meninggal dunia dengan meyakini ketauhidannya Allah, maka berarti ia akan terbebas dari api neraka. Wallahu a’lam.{}

Baca juga: Cara Allah Mendewasakan Hamba-Nya
Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Konsultasi via Whatsapp