Amanah ini biasanya disangkut-pautkan dengan jabatan dan materi, karena itu sesungguhnya urusan amanah tidak hanya terkait dengan urusan seperti hal tersebut saja, tapi yaitu tentang segala sesuatu yang dititipkan atau yang dipercaykan kepada kita, baik berbentuk fisik maupun berbentuk jiwa.
Dalam Al Qur’an Surah an-Nisa ayat ke-58 Allah berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.
Dari ayat di atas, bahwa amanah tidak selalu menyangkut urusan materi dan sesuatu yang bersfat fisik. Tapi, menunaikan kewajiban kepada Allah juga merupakan amanah. Berbicara amanah, memang sangatlah banyak cakupannya. Yaitu:
- Amanah yang terkait dengan Al-Qur’anul karim. Yaitu membaca, menghafalkan, memahami, mengamalkan dalam kehidupan.
- Amanah amal ma’ruf nahi munkar. Yaitu menjalankan kandungan isi Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup berisi perintah untuk melakukan kebaikan dan menjauhi segala larangan Allah. Karena jika amal ma’ruf nahi munkar ini tidak dikerjakan, maka Al-Qur’an hanya dijadikan lembaran bacaan saja, tanpa diimani dan diamalkan isinya.
- Amanah sebagai khalifah Allah. Yaitu amanah sebagai wakil Allah, atau sebagai orang-orang yang dipercaya untuk menjadi hamba-hamba yang taat kepada, dan dipercaya Allah untuk menjalankan misi Rabbani.
- Amanah yang melekat pada diri kita. Yaitu amanah dari apa yang telah Allah berikan kepada kita sebagai hamba. Amanah atas organ tubuh kita, perasaan kita, pikiran kita, tindakan kita dan sebagainya. Semua itu akan dimintai tanggungjawab dan amanah oleh Allah Shubhanahu wa ta’ala.
Pada point ke empat ini, Allah mengatakan bahwa semua yang telah dilihat, dirasakan, didengar, dilakukan, akan dimintai pertanggungjawaban. Untuk itu, sudah patutlah kita berucap syukur, merenugi atas apa yang sudah Allah berikan kepada kita,juga atas segala kenikmatan untuk bisa melihat, bisa mendengar, bisa merasakan, bisa berfikir dan sebagainya.
Dengan amanah, mata kita gunakan untuk memandang ayat-ayat Al-Qur’an, melihat ciptaan Allah Yang Maha Pencipta, untuk dijadikan muhasabah semakin dekat denga-Nya. Dengan kecerdasan fikiran, kita semakin tawadhu’ dan semakin takut kepada Allah. Inilah sebuah amanah yang melekat pada pribadi kita masing-masing. Begitu pula nikmat sehat dan waktu senggang yang juga merupakan amanah dari Allah, untuk digunakan dalam hal kebaikan. Semoga kita semua senantiasa menjadi pribadi yang amanah kepada Allah. Aamiin. {}
Oleh: Ust. Muhammad Sholeh Drehem, Lc (Ketua IKADI Jatim dan Narasumber tetap Program Tazkiyatun Nafs di Radio Suara Muslim Surabaya, FM 93.8)