Oleh Ustadz Muhammad Sholeh Drehem
Anak adalah karunia yang diberikan Allah kepada kita, dimana anak merupakan sarana untuk menyucikan hati karena mampu menjadi penyejuk mata dan sebagai hiasan. Namun seorang anak bisa juga menjadi ujian bagi orang tua tatkala tidak mendidiknya dengan baik.
Secara khusus Allah meminta kepada kita agar terus memohon untuk diberi karunia anak yang bersifat Qurrota a’yun atau senantiasa mengerjakan ketaatan. Seperti yang Allah sampaikan di dalam Al Qur’an “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74).
Baca juga: Pembagian Harta Anak di Luar Penikahan Sah
Peluang kita sebagai ibadurrahman atau hamba-hamba yang mendapat curahan rahmat lebih terbuka lebar untuk beramal shalih manakala berhasil menjadikan anak-anak kita sebagai anak yang shalih dan sholihah. Sehingga ibadah-ibadah yang kita lakukan terasa lebih khusyuk dikarenakan tidak ada lagi gangguan yang berhubungan dengan anak sebagai ujian.
Kesuksesan dalam hidup tidak hanya berkenaan dengan karir, harta, maupun ilmu, meskipun semua itu juga kita butuhkan akan tetapi sukses yang sebenarnya manakala kita mampu menjadikan anak kita sebagai qurota a’yun. Itulah kesuksesan sebenarnya, karena pada akhirnya kita semua akan meninggal dunia dan tidak membawa apapun dari dunia ini kecuali yang abadi dalam kehidupan adalah disaat kita sukses mengantarkan anak kita ke dalam ke shalihan. Seperti yang diriwayatkan oleh hadits Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal ; Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.
Baca juga: Pintu Langit Ditutup Bagi Orang yang Sombong
Hampir semua ayat-ayar Al Qur’an yang berbicara tentang anak berisi peringatan agar kita tidak lalai. Maka dari itu qurota a’yun merupakan puncaknya permohonan kita kepada Allah, karena sesungguhnya harta dan anak-anak kita adalah cobaan seperti yang tertulis pada surat Al Anfal ayat 28 “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” Artinya jangan sampai hak-hak Allah kita kesampingkan demi anak-anak kita.
Apabila kita memahami peringatan tersebut maka kita akan menyadari bahwa anak sebenarnya adalah latihan aplikatif dalam kehidupan untuk menjernihkan hati melalui kesabaran kita dalam mendidiknya. Melatih kesabaran adalah sarana untuk memurnikan dan membersihkan jiwa.{}