Bahagia dengan Sedekah

Oleh: Nadia Attuwy, M.Psi, Psikolog

Mengapa orang mau bersedekah? Mana yang lebih membuat bahagia, memberi besar sekaligus atau memberi sedikit tapi rutin? Seorang pakar non muslim pernah menulis bahwa mengeluarkan sedekah akan mempengaruhi hidup seseorang.

Topik tersebut dan dibahas dalam buku The Science of Giving: Experimental Approaches to Study of Charity oleh Daniel M Oppenheimer (editor) dan Christopher Y. Olivola (editor). Ia menuliskan hasil penelitiannya mengenai mengapa orang mau memberi dan apa kaitan dengan kesehatan jiwa.

Bahkan mereka mereview topik topik seperti : Apakah sedekah membuat orang merasa berbahagia? Apakah orang yang berbahagia memberi sedekah lebih banyak? Apakah mengamati dampak sedekah yang diberikan akan membuat orang lebih tergerak untuk memberi sedekah? Dari studi yang mereka lakukan ternyata jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.

Ternyata sedekah membuat orang berbahagia. Orang yang memberi sedekah terbukti lebih berbahagia dibandingkan dengan orang yang tidak memberi sedekah. Mengeluarkan uang untuk dipakai orang lain yang lebih membutuhkan ternyata lebih membuat orang berbahagia dibandingkan dengan memanfaatkan uang untuk dipakai sendiri.

Semakin Banyak, Semakin Bahagia

Orang yang berbahagia memberi sedekah kepada lebih banyak orang dan mereka juga memberi dalam jumlah yang lebih banyak. Ternyata suasana yang menyenangkan membuat orang jadi lebih dermawan. Seperti spiral yang melingkar ke atas, memberi sedekah, orang menjadi berbahagia dan karena berbahagia orang lebih banyak lagi memberi.

Bila memikirkan atau mengamati dampak dari sedekah yang diberikan, hal tersebut bisa memberikan dampak positip namun bisa juga akan berdampak menyakitkan bagi si pemberi sedekah. Bila dalam sebuah yayasan atau LSM para donaturnya diberi hadiah secara simbolis maka justru membuat mereka yang berdonatur merasa tidak bahagia. Mengapa? Sedekah yang berasal dari lubuk hati seorang dermawan akan lebih membuatnya berbahagia dari pada bila karena adanya insentif dari luar. Kalau dalam istilah agama Islam, memberi sedekah karena riya ternyata tidak membuat orang merasa berbahagia.

Para peneliti mengatakan bahwa dengan menekankan dampak memberi sedekah akan membuat si pemberi sedekah berbahagia akan menyebabkan jumlah pemberian sedekah malah menurun. Sedekah memang seharusnya karena lillahi taala, karena Allah semata. Perkara pahala atau balasannya di dunia, kita serahkan kepada Yang Membuat Hidup. Bahkan dari hasil riset mengatakan agar pemberian sedekah sebaiknya karena motivasi internal, istilahnya karena Allah semata, bukan karena hitung-hitungan ekonomis atau psikologis.

Berikut ini beberapa manfaat sedekah ditinjau dari psikologi dan sosiologis.

  1. Memberi sedekah membuat kita merasa senang dengan diri kita sendiri, Menyumbang membantu kita menghindari perasaan bersalah diri (guilty feeling) Menyumbang mempertahankan image
  2. Mana yang membuat orang lebih berbahagia, menyumbang besar sekaligus atau menyumbang kecil kecil namun sering? Ternyata secara psikologis, kita merasa lebih senang bila kita memberi sedekah dalam jumlah yang lebih kecil namun dilakukan beberapa kali dalam waktu yang berlainan dibandingkan bila kita menyumbang sekaligus dalam jumlah besar. Jumlah total seluruh kebahagiaan dari kebahagiaan kebahagiaan kecil tatkala kita menyumbang uang dalam jumlah kecil ternyata lebih besar dari pada kebahagiaan sekaligus yang kita dapatkan ketika kita memberi dalam jumlah besar.
  3. Apakah ada keterkaitan antara kesediaan menyumbangkan waktu (tenaga) dengan menyumbang uang? Ternyata orang yang bersedia jadi relawan, menyumbangkan waktu dan tenaga juga bersedia menyumbangkan dana dan biasanya juga dalam jumlah yang lebih besar. Menurut penelitian ternyata menerima hadiah sebesar Rp 500 ribu dua kali tidak lebih membahagiakan daripada menyumbang Rp. 1 juta. Penelitian ini mendukung kenyataan mengapa pemasaran atau penjualan dengan tujuan amal bisa berjalan dengan baik. Orang merasa lebih berbahagia karena telah membeli sepatu baru dan juga berbahagia karena dia tahu bahwa dengan membeli sepatu tersebut dia telah menyumbang untuk kegiatan amal sholeh.
  4. Bersedekah meningkatkan kerjama dan hubungan sosial. Menurut berbagai penelitian sosiologis, antara lain dari Brent Simpson dan Robb Willer, orang yang bersedekah sering mendapat balasan kebaikan baik dari orang yang diberi maupun oleh orang lain. Pertukaran kebaikan tersebut kemudian memperkuat ikatan dan hubungan sosial, di mana ikatan dan hubungan sosial tersebut mempengaruhi secara positif kesehatan badan maupun jiwa. Penelitian dari John Cacioppo yang dilaporkan dalam bukunya Loneliness: Human Nature and the Need for Social Connection menyatakan bahwa kegiatan sedekah timbal balik tersebut akan memperkuat ikatan sosial yang berdampak positif terhadap kesehatan dan kebahagiaan.
  5. Bersedekah meningkatkan rasa syukur. Bersedekah juga mendorong rasa syukur, baik ketika kita menerima suatu pemberian ataupun ketika kita melakukan pemberian. Perasaan syukur tersebut menyebabkan kita merasa bahagia, meningkatkan ikatan social dan membuat kita lebih sehat. Robert Emmons dan Michael McCullough, Direktur Research Project on Happiness and Thankfulness menemukan bahwa mendidik mahasiswanya untuk menghitung segala rahmat atau pemberian serta banyak bersyukur ternyata mendorong mahasiswa untuk lebih banyak bersedekah, merasa lebih optimistic dan merasa hidup lebih baik. Studi yang dilakukan oleh Nathaniel Lambert dari Florida State University menunjukkan bahwa menunjukkan rasa syukur atau berterima kasih kepada teman dekat atau pasangan akan membuat hubungan menjadi lebih erat. Menurut Barbara Fredrickson, seorang pioneer dalam penelitian tentang kebahagiaan menyatakan bahwa bersikap penuh rasa syukur akan meningkatkan kebahagiaan dan hubungan social dengan orang menjadi lebih erat
  6. Bersedekah itu menular. Bila kita bersedekah, tidak hanya menguntungkan orang yang menerima sedekah, namun juga mendorong orang lain untuk tergerak bersedekah. Sebuah studi dari James Fowler dari the University of California, San Diego, dan Nicholas Christakis dari Harvard University, yang diterbitkan dalam laporan the National Academy of Science menyatakan bahwa kedermawanan seseorang akan menggerakkan orang lain juga menjadi dermawan dan memberikan sedekah kepada orang lain.{}
Share your love

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Konsultasi via Whatsapp