Mengulik Kisah Nabi Daud As

Daud AS adalah keturunan dari Ya’qub. Garis keturunannya menyambung hingga Ibrahim AS dari jalur Ishaq. Daud diangkat sebagai nabi diperkirakan pada 1010 Sebelum Masehi. Kisah-kisah Nabi Daud diabadikan dalam Alquran seperti cerita peperangan dengan Jalut dan mukjizat menaklukkan besi. Alquran menyebut nama Daud AS sebanyak 16 kali.

Kisah para nabi dan rasul menyebutkan bagaimana Daud tumbuh. Pada mulanya dia hanyalah seorang peternak. Setiap hari dia memberikan pakan kepada hewan ternaknya. Ketika itu Bani Israil sangat takut menghadapi seorang musuh, Jalut (Goliath). Badannya besar dan kuat. Tak ada tentara Bani Israil yang mampu menghadapinya. Tiba-tiba Daud yang berbadan kecil datang dan berani menghadapi musuh yang selama ini ditakuti itu.

Ketika bertarung, Daud berhasil memukul Jalut hingga tewas. Sejak itu, wilayah Bani Israil aman dari serangan musuh. Mereka hidup tenteram. Nama Daud semakin harum. Satu pelajaran yang berharga dari kisah ini adalah jangan remehkan peternak. Pekerjaannya sangat sederhana: memberi pakan dan minum kepada hewan ternak, membersihkan tubuh mereka, sehingga sehat dan tumbuh dengan berat badan yang terus bertambah, serta membangunkan tempat perlindungan atau kandang.

Setelah dewasa, hewan tersebut disembelih. Dagingnya dijual kepada masyarakat atau diberikan dengan cuma-cuma kepada fakirmiskin sebagai sedekah. Pekerjaan yang sederhana ini sering diremehkan. Ada orang yang beranggapan peternak adalah pekerjaan yang kotor, karena harus mengurus hewan yang beraroma tak sedap. Setiap hari harus membersihkan kotoran hewan.

Namun, hasil jerih payah peternak mampu menjaga stabilitas pasokan daging di pasar. Masyarakat dengan mudah memperoleh komoditas satu ini yang kaya protein. Mereka dapat mengonsumsi hidangan daging yang lezat: daging panggang, gulai, dan satai daging, serta sup daging. Selera makan bertambah. Asupan gizi terpenuhi dengan baik.

Baca juga: Kisah Saib Bin Yazid: Sahabat Nabi yang Sehat Hingga Umur 90 Tahun

Keistimewaan Nabi Daud

Nabi Daud membagi waktunya menjadi empat bagian. Bagian pertama digunakan untuk bermunajat kepada Allah. Kedua untuk keluarga. Ketika, waktu untuk memutuskan perkara diantara mereka secara hak dan menasihati mereka satu sama lain. Keempat, waktu untuk berusaha guna memenuhi kebutuhannya dan orang yang ditanggungnya.

Nabi Daud merupakan sosok yang sangat tangguh dalam ber ibadah. Dalam HR Bukhari, Rasulullah bahkan pernah mengisahkan keistimewaan ibadah Nabi Daud.

“Shalat yang paling disukai Allah adalah shalatnya Nabi Daud dan puasa yang paling disukai-Nya adalah puasanya Nabi Daud. Beliau tidur pada pertengahan malam, bangun pada sepertiga malam, dan tidur kembali pada se per enam malam. Dan, beliau satu hari berpuasa dan satu hari tidak puasa. Beliau juga tidak pernah lari jika bertemu dengan musuh.

Tak hanya itu, Nabi Daud pun dikenal sebagai nabi yang terampil. Tangannya dianugerahi Allah Shubahanu wa ta’ala mampu membuat baju besi. Imam Ibnu Katsir ber kata, Allah telah membantu Nabi Daud dalam membuat baju besi untuk melindungi para prajurit yang berperang dari musuh. Allah menunjukkan cara untuk membuatnya.

“(Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” Allah berfirman, ‘Dan ukurlah anyamannya.’ Maksud nya, yakni jangan pukul menggunakan paku karena bisa terbelah dan jangan mengecangkannya karena bisa retak.

Nabi Daud merupakan manusia pertama yang membuat baju perang dari besi baja. Sebelum nya, baju perang itu dibuat dari lem pengan logam tipis. Setiap hari Nabi Daud membuat baju besi. Dia pun men jualnya senilai enam ribu dirham. Da lam sebuah hadis disebutkan, “Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil kerja kerasnya. Sesungguhnya Nabi Allah Daud dahulu makan dari kerja kerasnya sendiri. Allah juga mengaruniakannya berupa kekuatan dalam ketaatan.”

Di balik semua keistimewaan tersebut, Nabi Daud tidak meninggalkan sifatnya sebagai manusia. Dr Zaki menjelaskan, tidak sempurna keimanan seseorang sebelum dia dihadapkan ke pada berbagai macam cobaan ke mudian bersabar dalam meng hadapinya.

Baca juga: Sikapi Musibah Seperti Sahabat Nabi
Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Konsultasi via Whatsapp