Oleh: Ust. Muhammad Sholeh Drehem, Lc
(Ketua IKADI Jatim dan Narasumber tetap Program Tazkiyatun Nafs di Radio Suara Muslim Surabaya, FM 93.8)
Ujian ada bermacam-macam. Diantaranya adalah ujian rasa takut, bentuk kelaparan dalam hidup ini. Seperti fenomena yang sedang marak terjadi saat ini, dimana negara sedang mengalami krisis dan rupiah mengalami fluktuasi yang tidak menentu. Jika kita meyakini bahwa hidup bukan bergantung pada rupiah maupun dolar, maka rasa takut kekurangan itu tidak akan muncul. Contoh lain berkurangnya harta, apa yang sudah kita simpan untuk pergi haji, tapi tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan butuh biaya. Menanam padi dengan susah payah, namun ketika akan panen, ada saja ujian dari-Nya. Tapi itulah ujian bagi kita. Namun Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 135-170 bahwa semua adalah kepunyaan Allah dan akan kembali pada-Nya.
Bentuk ujian yang kedua adalah benturan-benturan ideologis atau keyakinan. Ini sedang terjadi kepada saudara kita di Yaman, di Palestina dan negara Islam yang saat ini sedang terjadi perang. Jika kita menengok youtube, maka kita akan “ngeri” betapa ganasnya tentara Israel menyerang meraka. Dimana ada seorang ibu yang tangguh menjaga hijabnya, namun disangka dia menyebunyikan senjata di balik hijabnya, lalu ia dibunuh. Ada juga seorang pemuda yang dengan teguh menjaga keyakinannya kepada Allah, lalu diberondong peluru. Dan masih banyak lagi kasus yang sedikit membuat kita bercucuran air mata. Kita tahu bahwa Allah akan menguji pada harta kita, pada jiwa kita dan pada apa yang kita dengar dari orang-orang sehingga menimbulkan prasangka. Bneturan-enturan ideologi akan tetap ada, hanya saja tinggal bagaimana kita mengantisipasi. Mengantisipasi segala ujian yang datang itu merupakan kesabaran yang aktif, yaitu kesabaran yang dibarengi dengan tawakkal kepada Allah. Sebagai seorang muslim kita harus sabar terhadap semua ketentuan dari Allah.
Kita tidak biasa paham dengan ujian dari orang-orang yang di luar kita. Orang-orang yang sengaja memrovokasi kita untuk saling membenci. Sadar ataupun tidak, ada orang-orang sabar yang tidak bertakwa. Ada pula orang yang takwa tapi tidak sabar. Alangkah baiknya jika sabar juga dibarengi dengan takwa.
Allah senantiasa mengingatkan kita bahwa tiap jiwa pasti akan mengalami kematian. Hal yang baik maupun hal yang buruk juga merupakan ujian bagi kita. Dengan berbagai ujian tersebut, jika kita sukses melaluinya, maka Allah akan menyiapkan berbagai karunia. Ujian yang Allah berikan pada para mukminin adalah sejatinya sebuah hal yang menyenangkan jika kita menyadarinya. Tapi sebagian banyak dari kita ketika ditimpa ujian, terasa mendapat berbagai beban. Namun jika kita sabar, ikhlas dan tawakkal untuk menjalaninya, maka Allah akan memberi balasan yang sesuai. Semoga kita semua diberi kesabaran untuk menjalani ketentuan-Nya. Insya Allah…{}