10 Syarat Dakwah dalam Al Qur’an

Sahabat Alquran, tak terasa kita sudah memasuki tahun baru 2017. Ini artinya umur kita akan berkurang satu tahun. Diawal tahun ini, dengan harapan semoga hidup kita menjadi lebih baik dari sebelumnya, saya ingin merenungkan hadits Rasulullah saw tentang istighfar. Dalam kitab Riyadhus shalihin no 963 berbunyi “dituturkan dari Ibnu ‘Abbas ra. bahwasannya Rasulullah saw bersabda “ barang siapa yang membiasakan istighfar, maka Allah akan melapangkan segala kesempitannya, memudahkan segala kesulitannya, dan memberinya rezeki yang tidak terduga (HR. Abu Dawud)”. Sebagaimana hadits sebelumnya no 962 yang berbunyi “ Bahwasannya Rasulullah saw bersabda, Terkadang dalam hatiku timbul perasaan yang kurang baik, dan sungguh aku membaca istighfar (mohon ampun) kepada Allah seratus kali dalam satu hari (HR. Muslim)”

Lafadz istighfar yaitu “astaghfirullahal ‘Adhim” memiliki arti, saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. Ucapan ini dianjurkan bagi kaum muslimin yang melakukan kesalahan dengan syarat diucapkan dengan sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi lagi kesalahannya tadi. Allah akan mengampuni semua kesalahanya sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an dalam Surat Ali Imran (3) ayat 135, “dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi  diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui”.

Baca juga: AL-MUJMAL dalam Al Qur’an

Sahabat Alquran….Barang kali kita masih belum ngeh akan ke-spesialan istighfar. Itu wajar. Mungkin kita sering mendengar kalimat itu. Tapi kalau kita lihat realita umat pembaca kalimat itu, juga biasa-biasa saja. Bahkan mungkin kalimat itu dibaca lebih dari 100 kali sebagaimana Rasulullah saw. Baca. Tetap saja umat islam masih mayoritas menjadi umat yang belum menguasai perekonomian dan teknologi dunia.

Lain lagi ketika istighfar dibaca oleh para pendahulu pemeluk agama ini. Sebagai contoh adalah sahabat Bilal bin Rabah yang dulunya seorang budak. Dia dikenal sebagai tukang adzan dengan suara yang indah. Tapi sedikit yang mengenal beliau dengan profesi terakhinya sebagai seorang gubernur.

Sahabat Alquran….kira-kira apa yang membuat beda antara pendahulu pemeluk Islam dan sekarang? Secara sederhana saja, betapa luar biasanya orang yang membaca istighfar 100 kali, yang berarti juga dia mendapatkan ilmu 100 macam ilmu. Bukankah kita ketahui bersama, bahwa istighfar tadi kita ucapkan karena kesalahan kita. Berarti kalau kita istighfar kita mengetahui kesalahan kita dan mendapatkan ilmu baru.

Baca juga: Tahapan Berinteraksi dengan Al-Qur’an

Kalau setiap hari kita dapat ilmu baru sebanyak 100 macam ilmu. Saya yakin kalau orang beristighfar akan dilapangkan kesempitannya, dimudahkan kesulitannya dan mendapatkan rezeki yang tidak terduga adalah suatu yang mudah. Semoga ditahun 2017 ini kita akan mendapatkan banyak ilmu dan akhirnya akan dibahagiakan di dunia dan akhirat sebagaimana hadits Rasulullah saw yang berbunyi  “barang siapa yang ingin dunia harus dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan akhirat dengan ilmu dan barang siapa yang ingin kedua-duanya juga dengan ilmu “. Sahabat Alquran siapkah istighfar kita menjadi penakluk dunia sebagaimana istighfarnya Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya? Wallahu a’lam bishowab.{}

Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Konsultasi via Whatsapp